Reaksi emosional Vinicius Junior dalam laga El Clasico baru-baru ini menjadi bahan pembicaraan besar di Spanyol. Pemain asal Brasil itu tampak sangat kecewa saat digantikan oleh Xabi Alonso menjelang akhir laga yang berkesudahan dengan kemenangan Real Madrid 2-1 atas Barcelona di Santiago Bernabeu.
Ketika ditarik keluar, Vinicius terlihat marah dan sempat melontarkan kata-kata kesal, “Lebih baik saya pergi, saya akan pergi,” sebelum meninggalkan lapangan tanpa berjabat tangan dengan pelatihnya.
Gestur tersebut memperlihatkan adanya ketegangan antara pemain berusia 25 tahun itu dengan Alonso — sesuatu yang menurut kabar internal klub sudah berlangsung sejak pra-musim. Situasi ini bahkan memunculkan keraguan di manajemen Madrid soal rencana perpanjangan kontrak sang bintang, yang dikabarkan menuntut nilai sangat besar.
Jika hubungan tersebut tak segera membaik, beberapa klub besar Eropa dan Timur Tengah disebut siap memanfaatkan peluang untuk memboyong Vinicius dari Bernabeu.
Berikut empat destinasi potensial untuk winger flamboyan asal Brasil itu:
1. Arsenal – Proyek Jangka Panjang Arteta

Arsenal kini tengah berada di puncak performa di bawah Mikel Arteta. Setelah tiga musim menjadi runner-up, The Gunners akhirnya memimpin klasemen dan terlihat siap menuntaskan penantian panjang mereka di Premier League.
Meski demikian, sektor sayap kiri masih dianggap area yang perlu penyegaran. Leandro Trossard dan Gabriel Martinelli tampil konsisten, tetapi Vinicius diyakini bisa memberi dimensi baru dalam permainan menyerang Arsenal.
Arteta dikenal menyukai pemain dengan kemampuan individu tinggi yang bisa menciptakan peluang dari situasi sulit — tipe yang pas dengan gaya bermain Vinicius.
Masalah utamanya tentu harga. Dengan banderol lebih dari £200 juta dan gaji sekitar £350.000 per pekan, hanya sedikit klub yang mampu menandingi Madrid. Namun, Arsenal kini memiliki kestabilan finansial dan ambisi besar untuk kembali bersaing di Eropa.
2. Paris Saint-Germain – Ambisi Tak Pernah Padam

Bagi PSG, harga selangit bukan masalah. Klub milik Nasser Al-Khelaifi itu mampu menampung gaji besar dan nilai transfer fantastis seperti yang diminta Madrid.
Namun, hubungan kedua klub sempat memburuk sejak saga transfer Kylian Mbappe beberapa tahun lalu, membuat kemungkinan negosiasi menjadi rumit. Meski tensi kini mulai reda, Madrid tetap berhati-hati melepas pemain bintangnya ke rival langsung di Liga Champions.
Selain itu, PSG kini mengubah arah kebijakan transfer. Mereka tidak lagi sekadar mengoleksi nama besar, melainkan membangun tim dengan fondasi kuat dan pemain muda potensial seperti Kvaratskhelia, Dembele, dan Barcola.
Vinicius jelas cocok dengan proyek tersebut, tetapi Madrid diyakini tidak akan melepasnya ke Paris tanpa tekanan besar dari pihak pemain sendiri.
3. Manchester City – Daya Tarik Guardiola

Nama Manchester City juga tak bisa diabaikan. Pep Guardiola dikenal sebagai pengagum berat Vinicius dan pernah memujinya secara terbuka, menyebut sang pemain sebagai salah satu winger paling eksplosif di dunia.
City memiliki kekuatan finansial yang mumpuni, namun mereka sedang berhati-hati karena masih dalam pengawasan terkait dugaan pelanggaran keuangan (PSR). Transfer dengan nilai ratusan juta pound bisa menimbulkan risiko baru di tengah situasi hukum tersebut.
Walau begitu, dari sisi sepak bola, kolaborasi Vinicius–Haaland–Foden akan menjadi kombinasi yang menakutkan di lini depan. Jika Madrid benar-benar terbuka untuk negosiasi, Etihad bisa jadi destinasi ideal untuk karier berikutnya.
4. Al Ahli – Magnet Baru dari Timur Tengah

Jika pilihan di Eropa menemui jalan buntu, Arab Saudi siap menampung Vinicius dengan tangan terbuka. Klub Al Ahli disebut sudah menyiapkan tawaran luar biasa untuk menjadikannya wajah baru proyek besar Saudi Pro League.
Setelah Cristiano Ronaldo, Neymar, dan Benzema lebih dulu datang, Vinicius akan menjadi bintang muda pertama yang direkrut di usia emasnya — bukan menjelang pensiun.
Rumor yang beredar menyebut kontrak bernilai miliaran dolar tengah disiapkan, lengkap dengan hak citra global yang menjadikannya ikon sepak bola Arab baru.
Bahkan, Al Ahli bersedia menunggu hingga 2028 jika transfer tak bisa dilakukan lebih cepat. Langkah ini menunjukkan betapa besar ambisi Saudi untuk menyaingi Eropa dalam perebutan pemain top dunia.