Pengamat MotoGP asal Italia, Carlo Pernat, menilai musim MotoGP 2025 sepenuhnya menjadi panggung kehebatan Marc Marquez. Ia menggambarkan dominasi pembalap tim pabrikan Ducati itu sebagai sesuatu yang “menghancurkan seluruh persaingan” di kelas utama.
Musim ini, Marquez tampil luar biasa dalam tahun debutnya bersama Ducati. Sejak awal, performanya begitu stabil dan sulit tertandingi, bahkan oleh Francesco Bagnaia, rekan setimnya yang menggunakan motor dengan spesifikasi identik.
Puncak superioritasnya terlihat di Grand Prix Jepang, ketika Marquez memastikan gelar juara dunia lebih awal — lima seri sebelum musim berakhir. Pencapaian tersebut mempertegas statusnya sebagai pembalap terbaik musim ini.
Meski kini absen akibat cedera yang dialami di Sirkuit Mandalika, Indonesia, posisi Marquez di klasemen tetap aman. Tak ada satu pun rival yang mampu mendekati torehan poinnya, memperlihatkan seberapa besar pengaruhnya terhadap dinamika kejuaraan.
Sejak kepergiannya untuk pemulihan, kompetisi di kelas utama menjadi jauh lebih terbuka. Persaingan perebutan podium kini berjalan tak terduga, dengan beberapa nama non-favorit mulai menonjol. Salah satunya adalah Raul Fernandez dari tim satelit Aprilia Trackhouse, yang sukses meraih kemenangan mengejutkan di GP Australia.
Melihat situasi ini, Carlo Pernat menilai absennya Marquez seolah “menghapus pusat gravitasi” persaingan MotoGP. Ia menggunakan analogi tajam untuk menggambarkan ketimpangan yang terjadi ketika sang juara turun lintasan.
“Marc Marquez seperti seekor kucing di tengah kumpulan tikus,” ujar Pernat dalam komentarnya kepada media Italia. “Ketika dia ada di lintasan, semua pembalap lain tampak kehilangan arah. Tapi begitu dia absen, semuanya kembali liar dan tak terduga.”
Menurut Pernat, performa Marquez musim ini bukan hanya soal kecepatan, tapi juga mentalitas dan kecerdasan balap yang luar biasa. “Dia mampu beradaptasi cepat dengan Ducati, memahami karakter mesin, dan langsung menjadi acuan di paddock. Hal seperti itu jarang terjadi dalam sejarah MotoGP,” tambahnya.
Dengan dua seri tersisa, perhatian kini tertuju pada siapa yang akan memanfaatkan momentum absennya Marquez. Namun bagi banyak pengamat, musim 2025 sudah menjadi milik sang delapan kali juara dunia tersebut — simbol dari total dominasi dan ketangguhan sejati di dunia MotoGP.